Sesaat di Singkawang

Januari-Februari yang lalu sekitar 2 minggu
saya berlibur di Singkawang, melarikan diri dari kepenatan kerja & kuliah.
Senang rasanya bertemu dg orang tua & ikut reunian dg teman2 SMA.
Selain itu saya sibuk mondar mandir imigrasi.
Kalau di kampung halaman, yang dicari apalagi kalau bukan kulinernya.
Kali ini saya temu kangen dengan buah-buahan khas Kalimantan yang dipanen
dari kebun milik alm.kakek&nenek saya.

Pekawai & Durian, sama tapi berbeda

Pekawai rasanya lebih ringan dibandingkan dari durian, tidak mengandung alkohol =3

Langsat, rasanya asam manis =3

Cempedak, orang tua saya senang sekali, mereka petik langsung dari pohon =3

Asam, rasanya manis asem, pohon tinggi banget, maklum udah puluhan tahun umurnya

Rambutan... b^^d

Timun batu, salah satu hasil ladang bibi, enak disayur & dirujak, rasanya kayak melon yang masih mentah :)

Saya sempat melewatkan momen Imlek di kota yang berjuluk Hongkong van Borneo ini.
Saya menonton pawai lampion, sayangnya saya tidak bisa menyaksikan atraksi Cap Go Meh.
Beberapa jepretan amatir ttg pawai lampion berhasil diambil dg sedikit perjuangan, maklum karena pawai otomatis ramainya minta ampun, sampai2 saya sendiri tidak sengaja terinjak sepatu boot tentara, oalaaaaaah sakit hahaha. Saya menyayangkan beberapa foto yang blur, aneh sih, saya tidak bisa mengabadikan "tatung" atau "loya"  (dukun), setiap difoto selalu blur...kata mama saya, loya/ tatung tersebut sudah kemasukan arwah jadi sulit tertangkap kamera, masa si?hehehe
Ini beberapa foto momen tersebut:

Liong (naga) yg mendapat rekor MURI krn panjangnya

Salah satu peserta pawai yang mewakili klenteng tertentu di Singkawang

Foto Tatung yang blur

2 naga yg lagi chit chat hehehe